Senin, Oktober 13, 2025
BerandanasiaonalKisah Menyentuh Penyelamatan Bayi di Cooler Box yang Mengapung di Laut, Selamat...

Kisah Menyentuh Penyelamatan Bayi di Cooler Box yang Mengapung di Laut, Selamat dari Kebakaran KM Barcelona

Kisah Haru Penyelamatan Bayi Saat Kebakaran KM Barcelona

Kebakaran yang terjadi pada Kapal Motor (KM) Barcelona V menjadi peristiwa memilukan bagi banyak orang. Kejadian ini berlangsung saat kapal sedang berlayar dari Pelabuhan Kabupaten Kepulauan Talaud menuju Pelabuhan Manado, Minggu 20 Juli 2025. Perahu yang membawa sejumlah penumpang tiba-tiba terbakar di perairan antara Pulau Talise dan Pulau Gangga, Minahasa Utara, Sulawesi Utara, sekitar 60 km dari Pelabuhan Manado.

Beberapa penumpang dikabarkan meninggal dunia dalam kejadian tersebut, termasuk Asna Lapae (50), Zakaria Tindiuling, dan Juliana Humulung (40). Saat kebakaran terjadi, seluruh penumpang berusaha menceburkan diri ke laut dengan menggunakan baju pelampung. Termasuk anak-anak dan bayi yang mencoba menyelamatkan diri bersama orang tua mereka.

Ratusan penumpang berhasil dievakuasi oleh tim gabungan dan nelayan setempat. Namun, di balik tragedi ini, terdapat kisah haru yang menunjukkan ketangguhan dan kepedulian seseorang. Salah satunya adalah penyelamatan seorang bayi yang dibiarkan mengapung di laut dalam sebuah cooler box agar bisa selamat.

Sosok Serly Horman, salah satu penumpang yang selamat, menjadi pahlawan dalam kisah ini. Ia menceritakan bagaimana ia harus membawa bayi tersebut dalam cooler box agar bisa bertahan hidup. “Supaya bayi itu selamat, langsung bawa pakai cooler box. Puji Tuhan, dia aman sampai kita semua dievakuasi,” kata Serly.

Pada saat itu, hanya ada cooler box yang tersedia sebagai pelampung darurat karena keterbatasan pelampung di kapal. Bayi tersebut kemudian dibiarkan mengapung di laut dalam kotak pendingin tersebut hingga akhirnya diselamatkan.

Perjuangan Serly dalam menyelamatkan anak dan orang tuanya yang sedang sakit sangat luar biasa. Mereka berenang tanpa pelampung karena situasi yang sangat genting. “Kami bertiga, saya, anak saya, dan orang tua, berenang tanpa pelampung. Tidak ada jalan keluar waktu itu, semua sudah penuh asap,” ujarnya.

Meski awalnya bayi tampak lemas setelah dievakuasi, akhirnya ketiganya berhasil diselamatkan oleh nelayan yang datang membantu. Sayangnya, salah satu kerabat Serly, yakni Asna Lapae, menjadi korban meninggal dalam kejadian ini.

Sementara itu, bayi dan orang tua bayi berhasil selamat meskipun membutuhkan penanganan khusus. Akhirnya, bayi tersebut dapat bergerak dan kembali normal.

Kecelakaan KM Barcelona V terjadi saat kapal mengangkut 280 penumpang. Namun, data evakuasi menunjukkan bahwa jumlah penumpang mungkin melebihi 400 orang. Sebanyak 293 penumpang dievakuasi di Pelabuhan Serei oleh Bakamla RI dan 87 penumpang selamat di Pelabuhan Munte. Sekitar 150 penumpang lainnya dievakuasi langsung oleh KM Barcelona di Pelabuhan Manado.

Evakuasi dilakukan oleh tim gabungan yang terdiri dari Bakamla, Basarnas, Kodim Bitung, Koramil Likupang, Polsek Likupang, dan Brimob Polda Sulut. Semua upaya dilakukan untuk memastikan keselamatan para penumpang.

Kisah ini mengingatkan kita akan pentingnya persiapan dan kesadaran akan keselamatan di laut. Dengan semangat dan keberanian, beberapa orang berhasil menyelamatkan nyawa, bahkan dalam kondisi yang sangat berbahaya.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
- Advertisment -
- Advertisment -

Most Popular